Terdiri Dari:
1. PENDEKATAN KONSTEKTUAL
2. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
3. PENDEKATAN DEDUKTIF
4. PENDEKATAN INDUKTIF
5. PENDEKATAN KONSEP
6. PENDEKATAN PROSES
Berikut Uraiannya:
1. PENDEKATAN KONSTEKTUAL
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US
Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti
apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana
mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka
pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapinya
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
http://maistrofisika.blogspot.com
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
1.Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan
konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan
memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok
sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.
Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,
tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
Doantara Yasa (dalam web http://ipotes.wordpress.com )
2. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan
ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang
didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam
peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa
baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu ,
guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi
yang disajikan unutk meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
http://emanbateportofolio.blogspot.com
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang
pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui
aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis,
misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.
Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan
konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme
sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu
lah yang utama (konstruktivisme individu).
Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,
kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam
psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional
atau kognitif dan strateginya
Konstruktivisme social
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk
secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan
kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan
pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang
berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Deceng (dalam web http://deceng.wordpress.com)
3. PENDEKATAN DEDUKTIF
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif
yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode
deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu
yang umum kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula
dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh
khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
4. PENDEKATAN INDUKTIF
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi
umum.
http://zalva-kapeta.blog.spot.com
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum
PerbedaanPendekatanDeduktifdanInduktif
Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value
judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang
seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa
laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan kepada
pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value
measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif.
Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk
menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi.
5. PENDEKATAN KONSEP
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang
diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
http://www.sribd.com
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
6. PENDEKATAN PROSES
pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan
suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar
menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.
Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan
atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran
yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerrja dan sebagainya.
au sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil
(out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery
learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya,
2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
0 komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar di sini